Leonard S. Ampung Ingatkan Risiko Cetak Sawah di Lahan Gambut, Dorong Diversifikasi Pangan

PALANGKA RAYA – Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) yang juga Kepala Bapperida Kalteng, Leonard S. Ampung, menegaskan pentingnya kajian mendalam sebelum pelaksanaan program cetak sawah di wilayah Kalteng, khususnya pada lahan gambut. Hal tersebut disampaikan Leonard saat menjadi narasumber secara daring pada Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) Rencana Cetak Sawah dan Optimalisasi Lahan yang digelar Kementerian Koordinator Bidang Pangan RI di Gading Serpong, Banten, Jumat (3/10/2025).

Menurut Leonard, kriteria Survey Investigasi Desain (SID) perlu ditambah dengan melibatkan ahli edafologi guna mengetahui tingkat kesuburan tanah serta faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan tanaman. “Apabila lokasi yang diusulkan merupakan lahan gambut, sebaiknya tidak dilakukan cetak sawah karena berisiko merusak ekosistem gambut,” tegasnya.

Baca juga : Kepala Bapperida Kalteng Hadiri Natal Flo Go Tours & Travel Ministry

Ia menjelaskan, kerusakan ekosistem gambut dapat menimbulkan berbagai dampak serius, seperti tereksposnya sedimen pirit yang meningkatkan keasaman air, kebakaran lahan, penurunan permukaan gambut (land subsidence), banjir, hingga intrusi air laut. “Pirit yang teroksidasi dapat menurunkan pH hingga di bawah 3,5, kondisi yang sangat asam ini akan mematikan tanaman budidaya,” ungkapnya.

Selain itu, Leonard juga menyoroti risiko tata kelola air yang tidak tepat pada sawah hasil cetak di lahan gambut. “Jika air irigasi memasukkan air gambut atau justru mengeringkan lahan gambut, hasilnya sama-sama buruk. Tanaman tidak tumbuh, ekosistem rusak, dan berpotensi menambah hotspot karhutla di Kalteng,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Leonard menegaskan pembangunan pertanian di Kalteng tidak boleh hanya berfokus pada padi sawah. Ia mendorong agar pemerintah juga mengembangkan padi ladang atau tadah hujan, singkong, jagung, umbi-umbian, serta hortikultura yang dinilai memiliki potensi besar dalam mendukung diversifikasi pangan sekaligus memperkuat hilirisasi produk pertanian.

 “Dengan diversifikasi pangan dan pengelolaan yang tepat, pembangunan pertanian tidak hanya menjaga ekosistem gambut, tetapi juga memperkuat ketahanan pangan dan ekonomi daerah,” pungkas Leonard. (10_D/WK)

 
Share: